-
Indeks Ketahanan Pangan Mustahik terdiri dari dua dimensi: Food Security (70%) dan Halal Food Literacy (30%). Pendekatan ini tidak hanya mengukur kecukupan pangan secara kuantitatif, tetapi juga memperhatikan kualitas konsumsi yang sesuai prinsip halal dan thayyib. Dimensi ini dinilai penting dalam konteks masyarakat Muslim Indonesia dan dapat memperkaya pengukuran ketahanan pangan nasional dengan perspektif keislaman.
-
Penyusunan dan perhitungan BAZNAS Indeks untuk Ketahanan Pangan Mustahik dilakukan secara sistematis dengan menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Model ini mengadopsi kerangka Household Food Insecurity Access Scale (HFIAS), metode Analytic Hierarchy Process (AHP), Weighted Sum Model (WSM), dan min-max normalization. Keakuratan dan objektivitas model ini memberikan dasar yang kuat untuk pengambilan kebijakan berbasis data dalam program-program zakat.
-
Dari pengukuran terhadap 80 rumah tangga di empat daerah, nilai indeks total mencapai 0,63 (kategori tahan). Dimensi Food Security memperoleh skor 0,62 (kategori tahan), sedangkan Halal Food Literacy hanya 0,65 (kategori tahan).
-
Kajian ini merekomendasikan agar BAZNAS dan lembaga zakat lainnya menggunakan hasil Indeks Ketahanan Pangan Mustahik sebagai dasar untuk penyaluran zakat yang lebih tepat sasaran. Intervensi perlu difokuskan pada wilayah rawan, dengan pendekatan terintegrasi antara bantuan langsung dan pemberdayaan ekonomi mustahik. Program literasi halal juga perlu diperluas melalui edukasi publik untuk meningkatkan kesadaran konsumsi sesuai syariat.
IMPLEMENTASI BAZNAS INDEKS UNTUK KETAHANAN PANGAN MUSTAHIK |
![]() |